Orang yang akan menangkap kera, menyediakan sebuah tempayan dengan
lubang yang kecil dan mengisinya dengan sedikit manisan. Kera yang ingin
makanan itu akan memasukkan tangannya ke dalam tempayan dan mengambil
makanan segenggam penuh. Dengan demikian monyet itu tidak dapat
mengeluarkan tangannya dari lubang tersebut. Hanya dengan melepaskan
pegangannya, monyet itu dapat mengeluarkan tangannya. Nafsu untuk
mendapatkan makananlah yang memperangkap tangannya, karena tangannya
mengambil segenggam makanan untuk memenuhi nafsunya, tangan itu tertahan
di sana. Dunia yang luas ini seperti tempayan itu dan "samsara" atau
keluarga adalah seperti tempayan bermulut sempit. Dunia dimisalkan
dengan tempayan, isinya adalah manisan nafsu. Manusia memasukkan
tangannya ke dalam tempayan. Bila ia membuang nafsunya, ia akan dapat
hidup di dunia ini dengan bebas. Untuk mendapatkan kebebasan, yang
pertama harus dilakukan yaitu pengorbanan. Dalam istilah filsafat, hal
ini disebut penyangkalan diri. Kita mengira dunia ini membelenggu kita,
tetapi dunia ini tidak hidup. Nafsulah yang membelenggu kita.
---SATHYA SAI
http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah058.html
---SATHYA SAI
http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah058.html