SIFAT BHAKTA YANG UTAMA ADALAH BEBAS DARI EGOISME | |
Kekhawatiran
dan kesusahan akan selalu ada, dalam berbagai bentuk; pada masa lalu,
sekarang atau pun masa yang akan datang, ketika sedang bangun, mimpi
atau pun tidur. Tetapi percayalah pada Tuhan dan lakukanlah kewajibanmu
sebagai persembahan bagi-Nya, maka kekhawatiran dan kesusahan itu akan
lenyap. Suatu hari Narada membual di hadapan Wishnu bahwa tidak ada
seorang bhakta pun yang dapat menandinginya; tetapi kesombongan ini
bertentangan dengan sifat utama seorang bhakta yang bebas dari egoisme.
Maka Wishnu menceritakan tentang seorang petani yang mengerjakan
sebidang tanah yang kecil sebagai seorang bhakta yang lebih agung dan
menganjurkan agar Narada mengunjunginya untuk belajar tentang pengabdian
dari petani tersebut. Narada merasa amat terhina dan ia pun pergi ked
desa yang ditunjuk dengan amat sakit hati. Dilihatnya petani itu sedang
asyik melakukan tugasnya sehari-hari di ladang, di kandang ternak dan di
rumahnya. Walaupun diamat-amati dengan sangat teliti, Narada tidak
mendengarnya mengucapkan nama Tuhan lebih dari tiga kali sehari. Sekali
ketika ia bangun dari tidur, yang lain ketika beristirahat malam hari.
Narada merasa gusar karena ia dianggap lebih rendah dari bhakta semacam
ini. Ia selalu menyanyikan kisah Tuhan dengan merdu dan menyebarkan
amanat Namasankirtana ke mana-mana, sedangkan orang ini, yang oleh
Wishnu dianggap lebih unggul darinya, hanyalah seorang petani sederhana
yang mengingat Tuhan hanya tiga kali dalam sehari. Ia cepat-cepat pergi
ke surga, wajahnya merah padam karena marah dan merasa terhina, tetapi
Wishnu hanya menertawakan keadaannya. Diberinya Narada sebuah periuk
yang penuh air sampai ke tepinya, dan disuruhnya menjunjung di atas
kepalanya kemudian berjalan berkeliling tanpa mencecerkan airnya barang
setetes pun. Narada melakukan perintah itu dan ketika ditanya berapa
kali ia ingat nama Tuhan, ia mengaku bahwa dalam kecemasannya untuk
berjalan tanpa menggoyangkan periuk dan mencecerkan air, ia sama sekali
lupa pada nama Tuhan! Wishnu pun memberi tahu bahwa petani yang
mempunyai berbagai beban yang lebih berharga di kepalanya dan lebih
mudah tercecer daripada seperiuk air serta harus berhati-hati agar tidak
mencecerkannya terpaksa harus lebih dikagumi karena setidak-tidaknya
ingat akan Tuhan tiga kali sehari.
Karena
itu akan besar sekali faedahnya jika engkau ingat akan Tuhan dengan
rasa syukur sekurang-kurangnya tiga, atau bahkan dua kali sehari. Hal
itu akan memberikan ketentraman yang besar kepadamu. Jangan meninggalkan
kewajiban duniamu, tapi lakukanlah dengan nama Tuhan di bibirmu, hal
itu akan mendatangkan rahmat Tuhan bagimu.
|
http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah057.html