Sabtu, 20 April 2013

CHAITANYA



Ketika masih kecil, Chaitanya memberi tanda pada ibunya, bahwa ia adalah seorang penjelmaan. Pada waktu itu Chaitanya masih seorang anak kecil yang baru bisa merangkak. Di rumah, ibunya kedatangan seorang tamu, seorang Brahmin tua yang ortodoks, yang memasak sendiri makanannya dari bahan-bahan yang diberikan oleh ibu Chaitanya. Brahmin itu ingin agar makanannya murni sesuai dengan keperluan untuk upacara, tidak tercemar oleh sentuhan tangan lain. Dipersembahkannya pada Tuhan makanan yang akan dimakannya; begitulah sumpahnya. Setelah agak siang, barulah persembahannya selesai. Ketika ia baru saja duduk di depan patung Krishna untuk berdoa, dengan tertatih-tatih anak itu maju ke depan dan mencelupkan jarinya ke dalam tempat makanan. Dengan demikian makan itu menjadi 'tidak murni' untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Maka ia pun diberi bahan makanan lagi, dan makanan pun dimasak hingga jauh siang dan doa pun diulang lagi. Kali ini, anak itu merangkak lagi entah dari mana datangnya dan mencemarkan makanan yang suci! Kenakalannya terulang sampai tiga kali. Ibunya lalu menyeret anak itu dan mengancam akan memukulnya karena kenakalannya. Tetapi tanpa merasa bersalah anak itu berkata kepada ibunya; "Ia memanggil aku agar memakannya, tapi ketika aku datang mendekat, ia marah." Dengan demikian ia memperlihatkan bahwa Beliau adalah Krishna yang datang kembali.
---- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah039.html

Jumat, 19 April 2013

KESEDIHAN MENYINGKIRKAN KESEDIHAN

Ketika Maharaja Dasaratha wafat, tidak ada seorang pun putranya yang berada di dekatnya untuk melaksanakan upacara pemakaman. Maka dikirimlah berita pada dua putarnya yang lebih muda, Bharata dan Satrugna, yang telah pergi ke ibu kota kerajaan sanak keluarganya. Mereka tidak diberi tahu tentang kematian ayah mereka. Ketika tiba, mereka amat terkejut karena melihat tubuh ayah yang disayanginya diam dan kaku. Mereka berlari kepada Kausalya, Ratu dan ibu tiri mereka. Ratu menangis ketika kedua anak itu berlari menuju ke kamarnya. Anak-anak itu amat terkejut dan bertanya mengapa. Kemudian Ratu menceritakan berita sedih tentang kematian ayahnya. Bharata tenggelam dalam duka cita karena tragedi ini, ia menangis keras-keras sambil memukul dadanya. Penderitaan hatinya tidak terhiburkan. Dalam kesedihannya ia berkata: “Ibu, betapa malangnya aku. Ketika ayah sakit, pada hari-hari akhirnya, aku tidak mendapat kesempatan untuk merawatnya. Wahai saudaraku, engkau juga kehilangan kesempatan yang berharga untuk merawatnya,” katanya sambil menepuk kepala Satrugna. Setelah beberapa saat, ia melanjutkan: “Ibu, betapa mujurnya Rama dan Laksmana. Mereka bersama ayah. Mereka merawat ayah ketika beliau menghembuskan napasnya yang terakhir. Karena kami jauh, apakah ayah meninggalkan amanat bagi kami? Apakah keinginannya yang terakhir mengenai kami? Apakah beliau ingat pada kami, dan minta agar kami disusul? Kausalya berkata: “Nah, hanya satu kata yang diucapkannya dan satu wujud yang dipandangnya; kata itu adalah Rama, wujud itu adalah Rama.” Bharata nampak tercengang. Ia bertanya: “Bagaimana ini? Beliau mengucapkan nama Rama dan merindukan wujud Rama yang berada di sisinya, dan tidak merindukan aku yang jauh? O, betapa malangnya aku, Ayahku tidak menyayangi aku lagi.” Kausalya menjawab: “Begitulah, seandainya Rama berada di dekatnya atau di samping tempat tidurnya, beliau tentu belum meninggal.” Bharata berseru: “Ibu, ke manakah Rama pergi? Mengapa ia pergi? Di manakah dia sekarang? Apakah ia pergi Berburu di dalam hutan? Apakah ia sedang bertamasya di sungai Serayu?” Ibunya berkata: “Tidak, tidak. Ia telah pergi ke hutan untuk empat belas tahun lamanya.” Bharata tidak tahan lagi: “Wahai, tragedi macam apakah ini? Kejahatan apa, dosa apakah yang dilakukannya sehingga ia diasingkan? Mengapa ia harus pergi?” Ibumu menghendaki demikian, maka ia pun pergi,” kata ratu.
----BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah040.html

BELAS KASIHAN


Suatu hari, Samartha Ramdas pergi ke sekitar pedesaan bersama murid-muridnya. Mereka berjalan di belakangnya melihat ladang tebu yang subur, masuk ke ladang tesebut, mencabut tebu dan mengunyahnya dengan nikmat. Tentu saja pemilik ladang amat marah akan perbuatan mereka dan akan kerugian yang mereka akibatkan. Dihajarnya mereka dengan sebatang tongkat yang kuat. Sang guru amat menyesal karena murid-muridnya melanggar disiplin dengan melakukan perbuatan yang demikian tercela, terdorong oleh nafsu lidah untuk mengecap sari tebu yang manis.Keesokan harinya mereka tiba di istana Maharaja Siwaji. Di sana, guru dan para muridnya disambut dengan hangat. Siwaji melayani sendiri sang guru ketika yang bersangkutan melakukan upacara mandi. Ketika Ramdas membuka pakaiannya, Siwaji terkejut melihat garis-garis merah dan lebar di tubuhnya, yang menunjukkan bahwa ia telah dipukuli! Hingga sedemikianlah mendalamnya simpati seorang suci yang agung, sehingga hantaman yang seharusnya dimaksudkan untuk murid-muridnya, diterimanya di punggungnya sendiri. Siwaji memanggil pemilik ladang tebu; dan ketika ia berdiri gemetar ketakutan di hadapan Maharaja dan gurunya, Siwaji memohon kepada Ramdas agar memberikan hukuman apa pun yang dikehendakinya. Tetapi Ramdas mengakui kenyataan bahwa muridnya telah melakukan kesalahan. Diberkatinya petani itu dan diberinya anugerah sehingga tanahnya bebas dari pajak untuk selamanya.
----BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah041.html

KERINDUAN YANG TULUS


Suatu masa, ada seorang sultan yang memerintah wilayah Mathura, Brindawan dan tempat-tempat lain di tepi sungai Yamuna. Dalam masa pemerintahannya, Maharaja dari Vijayanagar datang berziarah dan tinggal beberapa hari di Brindawan. Di sana ia mempersembahkan puja kepada Krishna di dalam kuil. Sultan berpikir bahwa Maharaja itu pastilah datang untuk kunjungan kehormatan pada seseorang yang lebih hebat dari dirinya. Ia memutuskan untuk melihat, siapakah orang itu, apapun yang terjadi. Maka ketika malam telah larut ia pergi ke depan pintu kuil yang tertutup dan berseru: “Siapa di dalam?” ia mendengar suara yang menjawab : “Maharaja Gowind” dan Rani Radha. Sekarang Sultan yakin bahwa ada dua orang yang tinggal di dalam; seorang super Maharaja beserta super Maharani-Nya. Ia diliputi rasa rindu yang amat menyiksa untuk melihat penghuni kuil yang mulia itu. Ia menunggu di muka pintu, tidak beranjak, tidak makan atau pun minum selama tiga hari penuh. Ia amat kelaparan dan haus, tetapi tidak bergerak karena ia khawatir, setiap saat mungkin pasangan kerajaan itu akan keluar, dan ia akan gagal mendapat darshan (melihat penampakan phisik orang suci/Tuhan).Malam itu, ketika kota sedang lelap tidur, tepat sebelum tengah malam, Maharaja Gowind dan Rani Radha keluar dari kuil. Mereka memberi isyarat kepadanya agar ikut serta. Mereka berpakaian dengan megah dan mengenakan hiasan kepala yang dihias secara seksama dengan batu permata, kalung, gelang dan hiasan tangan serta kaki. Mereka berjalan hingga ke tepi sungai Yamuna. Di sana, beribu-ribu gopa dan gopi berkumpul menyambut mereka. Ada musik dan tarian di bawah cahaya bulan yang cemerlang. Setiap wajah memancarkan kebahagiaan surgawi. Pada jam empat pagi mereka kembali ke kuil dan sebelum melewati pintu yang tertutup, mereka memberikan gelang kankana yang mereka kenakan di pergelangan tangan mereka agar disimpannya. Sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, mereka telah menghilang.
Sekelompok pendeta datang bersama-sama pada saat itu. Ketika melihat Sultan, mereka bertanya, mengapa ia berdiri di situ dan apakah yang dibawanya. Mereka datang untuk membuka pintu depan dan pintu dalam dan memulai upacara hari itu dengan Suprabhatam*) dan Nagara Sankirtan*). Sultan berkata: Maharaja Gowind dan Rani Radha baru saja masuk; semalam saya bersama mereka di tepi Yamuna sejak tengah malam hingga beberapa menit yang lalu. Mereka memberikan kankana ini disimpan baik-baik. Saya tidak tahu mengapa begitu. “Para pendeta mengira ia adalah pencuri yang tertangkap basah; lalu mengarang cerita. Oleh karenanya ia ditangkap dan dipukuli. Tetapi kemudian mereka lihat kuncinya utuh, dan segala sesuatu tidak terganggu. Hanya pada patung Krishna tidak ada lagi kankana emas! Sekarang mereka yakin, bahwa orang yang berada di luar adalah seorang bhaktha yang agung, yang mendapat penampakan Tuhan secara luar biasa. Mereka pun memberi hormat dan mohon maaf atas kesalahan yang mereka buat karena ketidaktahuan. Demikianlah ganjaran untuk kerinduan yang tulus. Dengan kepercayaan yang mutlak kepada Tuhan, dapat diperoleh Ananda (kebahagiaan) yang tidak terbatas.

------BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah042.html

PALING MENGHERANKAN

Ketika suatu waktu Brahma bertanya kepada Narada yang bijaksana, apakah yang paling mengherankan yang dilihatnya di bumi, Narada menjawab: “Hal yang paling mengherankan yang saya lihat di bumi yaitu; orang yang hampir mati menangisi orang yang mati. Mereka sendiri yang setiap saat mendekati kematian, menangisi yang telah mati, seolah-olah tangisan mereka mempunyai akibat baik untuk menghidupkan lagi yang telah mati atau mencegah kematian mereka sendiri! Brahma memintanya untuk mengatakan hal yang mengherankan lainnya. Hal lain yang mengherankan, Kata Narada” Setiap orang tahu akibat dosa, walaupun demikian, tetap melakukan dosa! Setiap orang amat ingin mendapat hasil punia (perbuatan yang berpahala), tetapi setiap orang enggan melakukan perbuatan yang berpahala!”
---- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah043.html

SAHABAT YANG TERBAIK

Persahabatan yang lazim masa kini dapat digambarkan dalam sebuah cerita. Ada seseorang yang mempunyai tiga orang teman. Ia melakukan beberapa perbuatan jahat dan sebagai akibatnya , harus menghadap ke pengadilan. Ia pergi minta tolong pada seorang temannya. Dengan terus terang temannya mengatakan bahwa ia tidak mau berurusan dengan kejahatan yang dilakukannya. Ia tidak mau menjadi saksi untuk menolongnya. Ketika didatangi, teman yang kedua mengatakan bahwa ia hanya akan pergi sampai ke pengadilan, tidak mau menjadi saksi. Kemudian ia minta tolong pada teman ketiga. Ia segera menyambut baik dan berkata: “Ya, kesusahanmu adalah kesusahanku, kesusahanku adalah kesusahanmu dan aku akan berusaha menolongmu dengan cara apa pun yang engkau kehendaki.” Sudah jelas bahwa dari antara ketiganya, yang terakhir adalah jenis teman yang terbaik. Dalam hidupmu, engkau juga mempunyai tiga teman seperti itu. Pada saat kematian, seseorang harus meninggalkan semua yang dimilikinya. Kekayaan dan kedudukan tidak menemanimu. Teman atau keluarga mungkin datang ke kuburan untuk mengubur atau memperabukan jenazah dan sesudah itu semuanya akan pulang ke rumah masing-masing. Hanya perbuatan yang baik atau jahat yang telah engkau lakukan dalam hidupmu akan menyertaimu. Kelahiranmu yang berikut akan dibentuk sesuai dengan perbuatanmu dalam hidup ini. Agar tetap baik, engkau harus menjunjung tinggi kebenaran yang abadi, sedangkan segala sesuatu yang lain, termasuk tubuhmu, terpengaruh oleh perubahan, kerusakan dan maut.
----BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah044.html

LILITAN ULAR

Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, datanglah seseorang memohon kepada-Ku agar ujiannya berhasil dan menjadi juara. Kukatakan padanya, harus ada usaha dan hasilnya tergantung pada kehendak Tuhan. Aku berikan restu-Ku dan ia pun Kusuruh pulang. Ia betul-betul menjadi juara dan datang lagi pada-Ku setelah lulus ujian dan memohon restu-Ku agar mendapat pekerjaan. Dalam sebulan ia telah mendapat pekerjaan. Setelah beberapa bulan, ia datang lagi pada-Ku. Katanya ia telah mendapat pekerjaan, bahwa ia bahagian dan juga akan menikah dengan gadis juru tik di kantornya. Aku katakan padanya, jika ayah dan ibunya setuju, ia boleh menikah. Tetapi mungkin mereka tidak menyukai gadisnya. Ia tidak mau mendengar nasehat-Ku. Katanya, walau pun akan melanggar kehendak orang tuanya, ia memutuskan untuk mengawini gadis itu. Bahkan ia mengatakan akan bunuh diri jika pernikahannya batal. Ia Kuberi tahu agar meyakinkan orang tuanya sebelum mengadakan ikatan. Ia amat menekan orang tuanya. Karena tidak ada jalan lain, mereka menyetujui perkawinan tersebut. Setelah perkawinan selesai, setahun kemudian keduanya datang pada-Ku dan mengatakan mereka ingin anak. Setelah anaknya lahir, pengeluarannya berlipat ganda. Istrinya berhenti bekerja dan ia pun datang pada-Ku menginginkan kenaikan pangkat. Karena nasibnya yang baik, pangkatnya naik. Walaupun ia agak bodoh dalam hal duniawi, ia mempunyai kepercayaan yang besar dalam hal berhubungan dengan Swami. Ia Kurestui dan mendapatkan kenaikan pangkat. Sejak itu ia tidak datang lagi selama lima tahun.
Ia amat bahagia dan dalam waktu lima tahun, ia mempunyai empat orang anak. Setelah lima tahun ia datang lagi dan berkata sudah jemu dengan keluarganya dan mengatakan tidak tahan lagi menanggung bebannya dan ia ingin melepaskan diri dari semua penderitaan tersebut. Katanya, ia ingin pekerjaan-pekerjaan kecil di ashram saja dan mengatakan bahwa keluarganya meliliti dirinya seperti seekor ular yang besar. Aku bertanya, apakah ularnya yang menangkap dia, ataukah ia membiarkan ular itu yang datang dan menangkapnya.

----- BSSSB

SUARA SUCI



Seorang guru yang mempunyai kira-kira sepuluh orang murid, sedang mengajarkan kepada mereka hal-hal yang baik. Datanglah ke ashram itu seseorang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan.Guru itu tidak menyambutnya di pintu dan mengucapkan selamat datang kepadanya. Orang yang datang itu, karena mempunyai kedudukan dan kekuasaan, merasa tersinggung dan langsung masuk ke dalam kelas dan bertanya kepada guru itu: "Mengapa engkau tidak memperdulikan aku? Engkau tidak datang dan menyambut aku. Apa yang sedang engkau lakukan?" Guru itu berkata: "Saya sedang sibuk mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anak ini." Orang yang masuk tadi bertanya: "Hanya karena engkau mengajarkan hal yang baik, apakah hati anak-anak ini akan berubah dan menjadi lebih suci?" Guru itu memberanikan diri menjawab: "Ya, tentu saja. Banyak sekali kemungkinan pikiran anak-anak ini akan berubah karena ajaranku." Pengganggu itu berkata: "Aku tidak percaya." Guru itu menjawab: "Jika anda tidak dapat mempercayainya, itu hanyalah berarti anda tidak yakin akan hal itu. Oleh karenanya, aku tidak dapat berhenti mengajarkan hal-hal yang baik pada anak-anak ini." Orang yang merasa dirinya penting ini kemudian mulai berdebat dan mengatakan tidak ada kemungkinan mengubah pikiran orang hanya dengan kata-kata. Sang guru yang cerdik dan tahu caranya mengatasi persoalan ini, menyuruh seorang murid yang paling muda agar berdiri. Sambil didengar tamunya, guru ini berkata kepada muridnya: "Lihatlah ke sini anak yang baik! Peganglah leher orang itu dan lemparkan dia keluar." Mendengar kata-kata ini, orang tiba-tiba menjadi gusar, matanya menjadi merah. Ia pun amat marah dan maju akan memukul guru itu. Guru itu pun bertanya: "Tuan, apa sebab anda menjadi demikian marah? Kami tidak memukul dan melemparkan anda keluar. Hanya satu hal yang menggusarkan anda sehingga menjadi sedemikian marahnya, yaitu kata-kata yang saya tujuan kepada anak muda ini. Adalah yang mengatakan tidak percaya bahwa hanya kata-kata dapat mengubah pikiran. Apakah sebabnya hanya dengan kata-kata yang telah saya ucapkan kepada anak muda ini, pikiran anda berubah sehingga menjadi demikian gusar? Oleh karena itu amat tidak benar jika anda mengatakan bahwa hanya dengan kata-kata saja anda tidak dapat mengubah pikiran. Hanya dengan kata-kata orang dapat menyebabkan bermacam-macam hal. Hanya dengan kata-kata orang dapat menyebabkan timbulnya kasih sayang. Hanya dengan kata-kata anda bisa mendapat restu setiap orang." Jadi bila dalam dunia ini engkau ingin mengembangkan persahabatan, engkau dapat melakukannya dengan menggunakan kata-kata yang manis, berbicara dengan sikap yang sangat manis dan dengan berbicara tentang hal yang suci. Sebaliknya jika engkau menggunakan kata-kata yang kasar, engkau tidak akan memperoleh persahabatan dalam dunia ini.

------ BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah046.html 

BRAHMAN ADA DI MANA


Dalam Upanishad, ada cerita tentang seseorang yang sangat terpelajar; dia juga seorang guru, namanya Uddalaka. Ia mempunyai seorang putra bernama Swethaketu. Swethaketu melakukan beberapa usaha agar mendapatkan pendidikan di bawah bimbingan ayahnya sendiri, tapi ayahnya tidak menyetujui cara semacam itu. Alasannya yaitu, agak sulit untuk berpegang pada disiplin yang ketat antara seorang guru dan murid karena seorang anak dapat bergerak dengan bebas terhadap ayahnya. Anaknya akan selalu berpikir bahwa gurunya adalah ayahnya, dan konsep hubungan ayah dan anak itu akan selalu ada. Ini karena ada kasih sayang antara ayah dan anak. Di sini kita dapat memahami alasan untuk sebutan Kama Putra bagi seorang anak, seorang anak yang lahir karena kasih sayang. Di mana ada keterikatan, kasih sayang dan perasaan memiliki, akan ada kelemahan tidak mungkin memberikan pelajaran dengan sepenuhnya dan disiplin yang baik. Karena Uddalaka mengerti dan menyadari situasi bahwa pendidikan tidak akan lengkap dan benar jika ada hubungan keluarga dan keterikatan, dikirimnya Swetaketu kepada guru yang lain dengan hasrat agar putranya diajar dan diberi pendidikan yang layak.Melihat situasi ini, Swetaketu yang masih muda dan belum berpengalaman , salah tanggap dan merasa mungkin ayahnya kurang pandai sehingga tidak mampu mengajarnya. Selama beberapa tahun, Swethaketu tinggal di rumah gurunya, menyelesaikan pelajarannya, kemudian pulang ke rumah orang tuanya dengan agak sombong karena pendidikannya yang tinggi. Mengetahui hal ini, sang ayah bertanya kepada putranya: "Apakah yang telah kamu pelajari? Bermacam-macam sistem apakah yang telah engkau ketahui? Apakah engkau telah belajar tentang Brahman? Apakah engkau sudah mempelajarinya, ia tidak perlu belajar apa-apa lagi dan telah mengetahui semuanya?" demikianlah pertanyaan ayahnya. Sementara ayahnya mengajukan pertanyaan ini, anaknya bertingkah dengan cara yang aneh dan lucu. Ia masih memperlihatkan sikap superior dan sombong, seolah-olah ia jauh lebih terdidik dan terpelajar dari ayahnya, dan ayahnya sama sekali tidak akan mengerti jika ia menceritakan apa yang telah dipelajarinya selama bertahun-tahun. Dengan mudah ayahnya dapat mengerti keadaan anaknya yang belum matang dan suka melagak. Di hadapan ayahnya anak ini berusaha memamerkan jawabannya bahwa Tuhan adalah seperti ini, Tuhan seperti itu dan seterusnya.
Uddalaka merasa anaknya tidak akan dapat menangkap apa pun bila ia menerangkan kebenaran tentang Brahman dengan kata-kata. Pikirnya, lebih baik mengajarnya dengan contoh. Maka diambilnya sebuah tempayan berisi air. Ia juga mengambil segenggam gula yang diperlihatkannya kepada putranya. Setelah gula itu diperlihatkan kepada putranya, dimasukkannya ke dalam air di dalam tempayan, dan diaduknya gula itu sehingga larut semuanya, kemudian dipandangnya putranya sambil berkata: "Aku telah mengambil gula dan gula itu telah engkau lihat sendiri. Gula itu telah kumasukkan ke dalam tempayan. Dapatkah engkau mengatakan di manakah gula yang ada dalam tempayan ini sekarang? Anak itu melihat ke dalam tempayan dan tentu saja tidak dapat menemukan sisa gula di dalamnya. Sang ayah mengambil beberapa tetes air dari dasar tempayan itu dan ditaruhnya di lidah anaknya, lalu bertanya: "Bagaimana rasanya? Engkau dapat mengambil setetes air dari bagian mana saja di tempayan ini dan merasakannya."  Anaknya setuju bahwa sekarang gula itu ada dalam setiap tetes air di tempayan dan bahwa dalam seluruh tempayan itu ada gulanya. Kemudian ayahnya menerangkan: "Tepat seperti yang kau lihat sekarang bahwa gula ini ada di mana-mana, demikian pula Brahman mengambil wujud Saguna atau Dia yang memiliki sifat-sifat ke Ilahian dan datang ke dunia ini dan ada dalam setiap makhluk, dalam setiap benda yang engkau lihat di sekitarmu di seluruh dunia. Tidak mungkin melihat-Nya dengan mata, tidak mungkin memegang-Nya dengan tangan, tetapi hanya mungkin mengenal-Nya dengan menghayati kehadiran-Nya dalam urusan duniawi. Engkau tidak lagi dapat melakukan apa pun juga dengan badan kasarmu selain daripada menghayati Brahman yang Maha Ada dan hadir di mana-mana." Hanya setelah mencapai pengalaman yang berharga ini maka engkau akan berada dalam posisi untuk berbicara tentang Adwaitha dan menerangkan sifat Tuhan, tentang Tuhan yang Maha Ada dan lain-lain. Hanya setelah memperoleh pengalaman tesebut, maka engkau akan berhak dan berwenang untuk berbicara tentang Tuhan yang Maha Ada. Jika tidak, dengan pengetahuan yang diperolehnya dari buku saja dan mengoceh seperti betet tentang Tuhan dan ke Mahaadaan-Nya seolah-olah engkau telah mengetahui semuanya, itu semua bukanlah kebenaran. Hanya setelah mengalami Tuhan yang Maha Esa, engkau dapat berbicara tentang Adwaitha atau Non-dualisme.

-------BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah047.html

ROTI


Kerinduan menuju ke penyerahan, dan penyerahan memberikan kebahagiaan yang tertinggi. Serahkan segalanya pada kehendaknya, terimalah apa yang terjadi, baik menyenangkan atau pun menyakitkan. Suatu waktu, ada seorang saudagar yang kaya di Bhagdad. Hidupnya saleh dan patuh pada Tuhan. Ia mempunyai seorang putri yang sangat disayangi dan dikaguminya karena ia amat saleh. Ayahnya memutuskan, hanya akan menyerahkan putrinya kepada lelaki muda yang erat hubungannya dengan Tuhan, tidak peduli akan kelebihan atau kekurangannya. Dicarinya calon menantu semacam itu di tempat penginapan khafilah, masjid dan tempat berkumpul yang disukai orang-orang yang saleh. Suatu hari Jumat, dalam sebuah mesjid, dilihatnya seorang pemuda yang tampan sedang berlutut walaupun semua orang telah pergi. Ia berseru memanggil Tuhan dengan penuh kasih sayang dan amat tulus. Didekatinya laki-laki muda itu dan bertanya apakah ia mau menikahi putrinya. Ia berkata: "Saya adalah orang yang paling melarat; atap di atas kepala saya bocor dan lantai tempat saya duduk adalah kerikil. Siapa yang akan kawin dengan pengemis seperti saya ini? Saya akan menikah dengan seseorang yang tidak keberatan pada latihan spiritual saya dan mau hidup dalam kemiskinan bersama saya."Pedagang itu merasa bahwa ia adalah calon mempelai yang layak dipilih dan pesta perkawinan pun segera dilangsungkan. Putri saudagar itu datang ke rumah fakir tersebut dan mulai membersihkan lantai. Ia bahagia karena suaminya sesuai dengan keinginannya; karena ia juga peziarah di jalan yang menuju Tuhan, seseorang yang melakukan latihan kerohanian. Ketika menyapu lantai, di suatu sudut ditemukannya piring dengan sepotong roti di atasnya. Putri saudagar itu bertanya kepada suaminya: "Mengapa piring itu diletakkan di sana?" Ia menjawab: "Saya menyimpannya, karena jika saya pergi untuk berkeliling besok, mungkin kita tidak akan mendapat makanan yang cukup."
Mendengar ini istrinya menjawab: "Engkau memalukan. Demikian kecil kepercayaanmu pada Allah. Beliau yang memberikan rasa lapar pada kita, apakah Beliau tidak akan memberikan roti pula pada kita? Aku tidak hidup bersama dengan orang yang sifatnya seperti ini. Engkau tidak percaya pada Tuhan yang Maha Pengasih." katanya, dan ditinggalkannya fakir itu sendiri.

----BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah048.html 

BINATANG DAN BURUNG SADAR BAHWA TUHAN ADA DI DALAM DIRINYA

Ada orang yang menyebabkan engkau menangis jika ia meninggal dan ada orang yang menyebabkan engkau menangis jika ia menghalangi jalanmu! Mereka harus dihindari. Binatang dan burung lebih menyadari Tuhan daripada manusia, yang telah tersesat ke dalam hutan.

 Belum lama ini di Dharmawaram, ada sebuah jutka yang penuh penumpang dan barang yang sedang menuju ke stasiun. Sais kereta itu memukuli leher dan punggung kudanya tanpa mengenal belas kasihan, agar kuda itu berlari cepat. Seorang tua yang berjenggot, yang tampan dan kemerah-merahan karena sehat sedang lewat di jalan itu. Ia menegur sais itu dan berkata: "Hey! Kendalinya jangan dipegang demikian erat. Kendurkan dan lepaskan mereka! Kudanya akan berlari dengan cepat." Sais itu menukas: "Diamlah engkau! Aku lebih mengerti tentang kudaku." Salah seorang penumpang itu bertanya: "Siapakah dia?" Sais itu berkata: "Aku tidak peduli!" Sais itu kemudian mendengar suara (kuda yang berbicara): "Beliau Krishna, yang mengendalikan kuda-kuda kereta perang Arjuna. Beliau mengetahui segala sesuatu tentang kuda!" Sais itu mengira yang berbicara itu adalah salah seorang penumpangnya. Ia menjawab sambil menoleh ke arah jutka: "Ia mungkin tahu segalanya tentang kuda Arjuna; tetapi apakah yang diketahuinya tentang kudaku?"

Para gopi merasa bahwa seekor lebah lebih dapat merasakan sedihnya perpisahan dengan Krishna, daripada manusia yang manapun. Mereka minta pada sang lebah agar menjadi perantara dengan Krishna atas nama mereka. Salah seorang gopi meminta sang lebah agar memohon pada Krishna supaya Beliau sudi mengenakan rangkaian bunga kebaktiannya. Yang lain minta pada lebah agar memohon pada Krishna untuk menerangi kegelapan hatinya. Radha berkata pada lebah agar memohon pada Krishna supaya membuat hatinya yang gersang bersemi hijau sehingga Kaki-Nya dapat menapak di sana dengan ringan dan lembut.

----- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah049.html 

TIDAK DAPAT MENGECAT DUNIA MENJADI HIJAU


Sebelum engkau dapat menghayati ke-Ilahian dalam setiap makhluk di dunia dan dalam setiap sel dan atom, engkau harus menyadarinya di dalam dirimu sendiri. Setiap perbuatan, kata-kata dan pikiran harus dipenuhi dengan kesadaran tersebut. Suatu waktu ada seorang jutawan yang dirisaukan oleh dua macam penyakit; satu di perut dan satu lagi di kepalanya! Ia didiagnosa dan diobati. Banyak sekali dokter yang pandai telah memeriksa dan mengobatinya. Ia minum obat banyak sekali dan mendapat suntikan yang tak terkatakan seringnya, tetapi rasa sakitnya masih saja, dan semakin menjadi-jadi! Akhirnya datanglah seorang Swami (rahib) yang menyaksikan penderitaan ini. Ia berbicara dengan lemah lembut pada jutawan ini, dan mengatakan bahwa ketidakberesannya terletak di matanya! Jika matanya disembuhkan, kepala yang di atas dan perut yang di bawah, keduanya akan menjadi baik kembali! Untuk memperbaiki mata, pusatkan pada satu warna saja. Pusatkan pada warna hijau, demikian sarannya. Janganlah matamu melihat merah atau kuning, atau warna-warna yang lain.Jutawan itu lalu mengumpulkan sekelompok tukang cat dan membeli banyak sekali cat hijau dan memerintahkan agar setiap benda yang mungkin dapat terlihat oleh matanya harus dicat hijau yang tebal. Seperti halnya mala petaka Ashtagraha (suatu gejala astrologi yang membawa tanda sial ketika delapan buah planet berderet membentuk garis lurus di angkasa, orang yang percaya takhayul berusaha menghindarkan mala petaka tersebut dengan upacara pengusiran) mengakibatkan panen besar bagi kaum pendeta, penyakit jutawan ini mengakibatkan panen besar bagi tukang cat.
Kira-kira sepuluh hari kemudian, ketika Swami tersebut datang kembali menengok si sakit, tukang cat berlari menyambutnya sambil membawa seember cat hijau karena ia memakai jubah merah. Ia keheranan dan mendapat jawaban bahwa majikan mereka tidak berani memandang warna lain kecuali hijau. Kalau tidak, penyakitnya akan kambuh kembali! Swami itu menegur pasiennya dan berkata, bahwa ia telah memboroskan uang berjuta-juta rupiah akibat kebodohannya. "Jika saja engkau membeli sepasang kaca mata hijau yang harganya mungkin cuma empat ribu, maka tembok, pohon, jambangan, panci, kursi, sofa, dan sebagian besar kekayaanmu dapat diselamatkan! Engkau tidak dapat mengecat dunia menjadi hijau.

------BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah050.html 

LAKSMANA MENASEHATI GUHA


Akan menjadi ilham yang hebat asal engkau mau menerima pengetahuan bahwa engkaulah yang merencanakan nasib baikmu sendiri dan dengan usaha yang sungguh-sungguh engkau dapat membangun dan memeliharanya, bahwa setiap hari engkau membina atau menjatuhkan susunan karirmu. Saat itu adalah malam pertama ketika Rama, Laksmana dan Sita berada di dalam hutan lebat tempat mereka diasingkan. Guha, pemimpin kaum nelayan yang mendayung perahu untuk menyeberangkan mereka melintasi sungai Gangga sedang bercakap-cakap perlahan-lahan dengan Laksmana, sementara Rama dan Sita tertidur di tepi sungai! Guna tenggelam dalam kesedihan melihat pewaris kemaharajaan terbuang di atas tanah di bawah langit. Ia mengutuk Ratu dan kaki-tangannya yang jahat, karena menyebabkan tragedi yang menghancurkan hati ini. Tetapi Laksmana meminta agar ia menghentikan marahnya. �Aku juga sangat marah pada orang yang membuat tragedi ini karena ketika itu aku belum mengetahui apakah sebenarnya tujuan peristiwa ini dalam sejarah kehidupan Rama. Ia telah datang dalam wujud manusia ini untuk memusnahkan kawanan iblis yang jahat. Ia telah merencanakan sendiri pengasingan ini agar dapat bebas dari tugas kerjaan hingga tujuan itu terpenuhi! Guha tersayang, apakah yang kita ketahui mengenai rahasia Tuhan atau bahkan rahasia manusia yang tidak lain adalah Tuhan dalam pakaian manusia? Demikian pula semua makhluk hidup dan benda mati, semua yang mereka lakukan yang tampak dalam pikiran kita yang terbatas adalah manifestasi ke-Ilahian yang tidak dapat dipahami. Bagaimana kita dapat memahami sifat mereka yang sebenarnya dengan pengetahuan kita yang terbatas?�
 ----- BSSSB

BHAKTI KALIDASA LEBIH BESAR DARIPADA YUKTHINYA

 
Di dalam istana Raja Bhojaraja, Kalidasa dihina oleh para penyair dan cendekiawan senior yang iri hati pada prestasinya. Karena ia miskin, cukuplah alasan mereka untuk meremehkan nya. Jika empang penuh air, katak akan berkerumun dan mengorek di sekelilingnya. Jika empang nya kering, katak-katak akan melompat meninggalkannya. Para senior menyebarkan skandal tentang Kalidasa dan berusaha melemparkannya ke luar dari istana.
Kalidasa hanya mengenal satu orang yang bebas dari rasa iri dan sombong, yaitu Kali, Ibu Ilahi. Maka ia pun pergi ke kuil Kali dan berdoa di hadapan Sang Ibu agar memberinya kedudukan tinggi di antara para penyair. Setelah lama berdoa dengan sungguh-sungguh, Kalidasa mendengar suara yang keluar dari tempat suci yang menyanjung Dandi dan Bhawabhuti sebagai cendekiawan dan jenius besar. Tidak disinggung sedikit pun tentang apa yang telah dicapainya! Ia pun amat marah dan terluka hatinya. Kemarahannya dikeluarkan dengan kata-kata kasar dan mendesak agar Dewi Kali menyatakan yang sebenarnya betapa pun tidak menyenangkan pernyataan tersebut. Kemudian suara itu mengatakan: "Thwamewaham, thwamewaham, thwamewaham, na samsayah (Engkau adalah Aku sendiri, Engkau adalah Aku sendiri, Engkau adalah Aku sendiri, tidak dapat tidak)." Status tertinggi mana lagi yang dibutuhkan Kalidasa selain dari ini? Ini adalah jawaban yang akan didapat oleh setiap pencari Tuhan, karena itu adalah kebenaran tentang dirinya, realitasnya, hadiahnya, tercapainya cita-citanya.
Ada berbagai kisah yang melukiskan Kalidasa sebagai seorang penyair yang panjang akal, yang mengalahkan siasat lawannya dengan akal yang cerdik, tetapi baktinya lebih besar dari yukthinya. Aku teringat akan yukthi seorang kepala rumah tangga ketika tengah malam ia mendengar rumahnya dimasuki maling. Ia menduga para pencuri itu dapat mendengar suaranya, oleh karena itu ia sengaja berbicara keras-keras kepada istrinya agar mereka mendengar: "Mengapa engkau selalu mengomel agar aku mengembalikan permatamu yang telah aku gadaikan kepada Marwari? Aku tahu semua emasmu telah ia bawa dan engkau tahu aku tidak mempunyai serupiah pun. Tunggulah sampai keadaan kita membaik; pasti aku akan menebusnya lagi dan mengembalikannya kepadamu. Tetapi sekarang?" Tidak perlu diceritakan lagi bahwa pencuri itu pergi memasuki rumah yang lain malam itu. Mereka meninggalkan rumah yang tidak mempunyai emas, bahkan serupiah pun tidak punya. Marwari? Aku tahu semua emasmu telah ia bawa dan engkau tahu aku tidak mempunyai serupiah pun. Tunggulah sampai keadaan kita membaik; pasti aku akan menebusnya lagi dan mengembalikannya kepadamu. Tetapi sekarang?" Tidak perlu diceritakan lagi bahwa pencuri itu pergi memasuki rumah yang lain malam itu. Mereka meninggalkan rumah yang tidak mempunyai emas, bahkan serupiah pun tidak punya.

----- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah052.html 

PEMUJAAN BHARATA TERHADAP RAMA


Dasar utama Rama adalah prinsip kasih sayang, yang turun dari surga karena anugerah Tuhan sebagai hasil pengorbanan yang agung. Rama berarti menyenangkan! Tidak ada suatu pun yang lebih menyenangkan daripada hati nurani sendiri, dan dengan demikian Rama juga dikenal sebagai Atma Rama. Bagaimana mungkin Bharata mau merebut mahkota yang menjadi hal Rama? Ketika Rama diasingkan dan Dasaratha meninggal karena patah hati akibat perpisahan dengan Rama, Bharata dan Satrugna sedang berada di ibu kota Kekaya. Mereka pun dipanggil pulang, dan ketika mereka masuk ke istana tanpa menyadari tragedi ganda yang menimbulkan kemurungan di seluruh kota, ia merasakan ada mala petaka. Wasishta yang menjadi guru keluarga menasehatinya agar naik tahta sebab seluruh kerajaan menderita karena kekosongan dalam pemerintahan.Bharata memohon agar diizinkan pergi kepada "Tuhan yang dipujanya, Tuhan yang menerima hormat baktinya yang tidak berkeputusan." Wasishta memberi tahu bahwa itu adalah perintah ayahnya, dan menasehati agar ia duduk di singgasana sebagai raja. Bharata menjawab, bahwa permintaan itu adalah bukti kebencian yang amat sangat dari orang tuanya, rakyat, guru dan setiap orang di Ayodhya terhadap dirinya. Jika mereka mencintainya, mereka tidak akan memaksanya melakukan dosa yang sedemikian hina. Bharata berdiri di hadapan Wasishta dengan tangan terkatup dan memohon: "Apakah benar, apakah adil jika engkau membebani aku dengan kekuasaan atas suatu kerajaan, yang membunuh ayahku, menyebabkan ibu-ibuku menjadi janda, mengasingkan saudaraku yang paling aku sayangi, yang aku hargai lebih dari nafasku sendiri, ke dalam hutan yang penuh jin bersama ratunya tersayang dan yang akhirnya memberi aib yang tidak terhapuskan terhadap ibuku? Kerajaanku adalah negara yang diperintah Rama, yaitu hatiku, hati yang terlalu kecil untuk menampung Kemuliaan-Nya?" Nama Bharata sendiri arti bahwa ia dipenuhi kasih sayang Rama (bha-berarti Bhagawan, Tuhan, Rama; ratha berarti senang akan, bahagia atas, terikat pada.)Semoga cinta pada Tuhan tumbuh di dalam hatimu seperti dalam diri Bharata. Semoga perasaan berbakti, yang bahkan sampai menolak singgasana, memenuhi dirimu. Maka engkau akan amat berguna bagi negara, kebudayaan, masyarakat, agama, dan kelompokmu. Jika tidak, semua kesulitan yang telah engkau alami untuk datang ke Sathsang, mendengarkan khotbah spiritual, mempelajari kitab suci dan lain-lain akan menjadi pelajaran yang sia-sia.
---- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah053.html

KEPERCAYAAN YANG TEGUH


Mereka yang mengingkari Tuhan mengingkari diri dan kemuliaan mereka sendiri. Setiap orang mempunyai rasa kasih sayang dalam hatinya, dalam berbagai bentuk, baik terhadap anak-anak, orang miskin, pekerjaan dan tujuan mereka. Kasih sayang itu adalah Tuhan, percikan ke-Ilahi-an di dalam diri mereka. Betapa pun kecilnya atau pun hanya kadang-kadang, mereka mempunyai ananda, yaitu sepercik cahaya Tuhan dan ke-Ilahi-an. Mereka memiliki santhi, ketidakterikatan, simpati. Semua ini adalah pantulan ke-Ilahi-an pada cermin pikiran mereka. Ini semuanya adalah kesempurnaan mental yang diperlihatkan melalui penghargaan dan faedah kebajikan. Santhi atau ketenangan yang dilakukan karena tidak berdaya, seperti pada kasus pencuri dalam kisah Tenali Ramakrishna, itu tidaklah benar. Seorang pencuri memperlihatkan ketenangan yang luar biasa dan sahana, tenang dan tabah! Ketika mengetahui bahwa ada seorang pencuri masuk ke kebunnya di malam hari dan bersembunyi di bawah semak-semak �labu ular� di dekat sumur, Ramakrishna memanggil istrinya. Dimintanya ember dan seutas tali agar ia dapat mengambil air sumur. Istrinya menimba air dan memberikan ember itu kepadanya. Pencuri itu memperhatikan sambil meringkuk dalam kegelapan, berharap aga suami istri itu cepat masuk ke dalam rumah. Ia merencanakan nantinya akan masuk dan mengumpulkan barang curiannya tanpa tertangkap. Sementara itu Ramakrishna berpura-pura ada sesuatu dalam kerongkongannya. Ia menuangkan air ke mulutnya, berkumur keras-keras dan meludah 'ke semak labu ular' tepat di tempat pencuri itu meringkuk! Air itu tepat kena wajahnya, dan itu memang yang dikehendaki Tenali Ramakrishna. Orang yang malang itu tidak dapat melarikan diri atau memprotes. Ia terlalu takut untuk bergerak. Ia memperlihatkan ketabahan yang sempurna. Tetapi, apakah engkau menyebut hal ini sebagai kebajikan? Apa engkau menghargainya karena itu? Ia digerakkan oleh rasa takut, bukannya oleh kepercayaan. Santhi dan Sahana semacam itu tidak ada gunanya sama sekali. Latihlah menguasai diri sendiri dengan iman yang teguh, maka itu akan menjadi sumber kekuatan.
----BSSSB

PERASAAN DI BALIK SUATU PERBUATAN


Abdullah sedang tidur di sudut mesjid di Mekah. Ia terbangun ketika mendengar percakapan dua orang malaikat di atas kepalanya. Mereka sedang menyiapkan daftar orang yang diberkati Tuhan. Malaikat yang satu berkata pada yang lain bahwa Mahbub dari kota Sikandar layak masuk golongan pertama, walaupun ia tidak pergi berziarah ke kota suci. Mendengar ini, Abdullah pergi ke kota Sikandar dan mengetahui bahwa orang itu adalah tukang sepatu yang memperbaiki sepatu orang banyak. Ia amat kelaparan dan miskin karena penghasilannya hampir tidak cukup untuk hidup. Dengan pengorbanan yang keras, ia memisahkan beberapa keping uang tembaga dan ditabungnya selama bertahun-tahun. Suatu hari seluruh kekayaannya digunakannya untuk menyediakan makanan yang istimewa. Maksudnya akan diberikan pada istrinya yang sedang hamil sebagai hadiah kejutan. Ketika ia membawa hadiah itu pulang, di jalan ia mendengar ratapan pengemis yang nampaknya sedang amat kelaparan. Mahbub tidak dapat berjalan lebih jauh lagi. Diberikannya mangkuk berisi makanan yang lezat itu kepada pengemis dan ia pun duduk di sampingnya, menikmati kepuasan yang timbul di wajah pengemis yang kepayahan. Perbuatan itu memberinya tempat yang terhormat dalam daftar orang yang terberkati, suatu tempat yang tidak dapat diperoleh oleh para peziarah yang pergi ke Mekah, yang telah menghabiskan berjuta-juta dinar untuk beramal. Tuhan lebih memperhatikan perasaan di balik perbuatan, bukan suara ribut yang tidak berguna.
--- BSSSB

PILIHAN YANG TERAKHIR



Seorang pencari kesadaran batin pergi ke hutan dan berjalan dengan susah payah di hutan yang lebat melewati semak belukar yang rimbun. Ketika ia mendengar auman singa yang marah, dipanjatnya pohon untuk menyelamatkan diri. Tetapi singa itu melihatnya di antara dahan-dahan, maka binatang buas itu pun berkeliaran mengitari pohon dengan murka yang mengerikan. Di atas pohon ia diserang oleh seekor beruang, maka ia pun meluncur ke bawah pada akar yang menjulur dari dahan beringin. Untung ada dua akar yang tergantung sehingga ia dapat bergantung di situ, setiap tangan memegang satu akar. Kemudian dilihatnya dua ekor tikus, seekor putih dan seekor lagi hitam sedang mengerat pangkal akar. Setiap keratan membahayakan hidupnya. Ketika sedang dalam keadaan bahaya ini, ada sarang lebih penuh dengan madu yang terletak di puncak dahan, melelehkan madunya yang menitik jatuh di hadapannya. Maka orang yang malang itu pun menjulurkan lidahnya untuk menangkap tetesan madu itu agar dapat merasakan madu yang lezat. Tetapi tidak ada setetes pun yang sampai pada lidahnya. Dengan putus asa dan cemas, ia memanggil gurunya: "O, Guruji, datanglah dan selamatkanlah saya!" Guru yang sedang lewat di situ mendengar panggilannya; ia cepat-cepat menolong. Diambilnya panah dan busur lalu dibunuhnya sang singa dan beruang, ditakut-takutinya tikus dan diselamatkannya muridnya dari maut. Orang itu pun dibawa ke ashramnya dan diajarnya cara untuk mencapai kebebasan.
Ini adalah kisah kalian semuanya. Dunia ini adalah rimba tempat engkau mengembara. Rasa takut adalah singa yang mendesakmu ke pohon samsara kegiatan duniawi. Kekhawatiran adalah beruang yang menakut-nakuti dirimu dan membawa langkahmu ke dalam samsara; maka engkau meluncur turun dari keterikatan dan perbuatan yang mengikat dengan sepasang akar harapan dan keputusasaan. Kedua ekor tikus adalah siang dan malam yang menghabiskan masa hidupmu. Sementara engkau merenggut sedikit kesenangan dari tetesan manis egoisme dan rasa memiliki. Ketika akhirnya mengetahui bahwa tetesan itu tidak berarti dan tidak dapat dicapai, engkau berteriak dalam puncak penyangkalan diri dan memanggil guru. Sang Guru muncul, baik dari dalam batin maupun dari luar dan menyelamatkan engkau dari rasa takut dan khawatir.

----BSSSB

BEBAS DARI EGOISME

SIFAT BHAKTA YANG UTAMA ADALAH BEBAS DARI EGOISME 
Kekhawatiran dan kesusahan akan selalu ada, dalam berbagai bentuk; pada masa lalu, sekarang atau pun masa yang akan datang, ketika sedang bangun, mimpi atau pun tidur. Tetapi percayalah pada Tuhan dan lakukanlah kewajibanmu sebagai persembahan bagi-Nya, maka kekhawatiran dan kesusahan itu akan lenyap. Suatu hari Narada membual di hadapan Wishnu bahwa tidak ada seorang bhakta pun yang dapat menandinginya; tetapi kesombongan ini bertentangan dengan sifat utama seorang bhakta yang bebas dari egoisme. Maka Wishnu menceritakan tentang seorang petani yang mengerjakan sebidang tanah yang kecil sebagai seorang bhakta yang lebih agung dan menganjurkan agar Narada mengunjunginya untuk belajar tentang pengabdian dari petani tersebut. Narada merasa amat terhina dan ia pun pergi ked desa yang ditunjuk dengan amat sakit hati. Dilihatnya petani itu sedang asyik melakukan tugasnya sehari-hari di ladang, di kandang ternak dan di rumahnya. Walaupun diamat-amati dengan sangat teliti, Narada tidak mendengarnya mengucapkan nama Tuhan lebih dari tiga kali sehari. Sekali ketika ia bangun dari tidur, yang lain ketika beristirahat malam hari. Narada merasa gusar karena ia dianggap lebih rendah dari bhakta semacam ini. Ia selalu menyanyikan kisah Tuhan dengan merdu dan menyebarkan amanat Namasankirtana ke mana-mana, sedangkan orang ini, yang oleh Wishnu dianggap lebih unggul darinya, hanyalah seorang petani sederhana yang mengingat Tuhan hanya tiga kali dalam sehari. Ia cepat-cepat pergi ke surga, wajahnya merah padam karena marah dan merasa terhina, tetapi Wishnu hanya menertawakan keadaannya. Diberinya Narada sebuah periuk yang penuh air sampai ke tepinya, dan disuruhnya menjunjung di atas kepalanya kemudian berjalan berkeliling tanpa mencecerkan airnya barang setetes pun. Narada melakukan perintah itu dan ketika ditanya berapa kali ia ingat nama Tuhan, ia mengaku bahwa dalam kecemasannya untuk berjalan tanpa menggoyangkan periuk dan mencecerkan air, ia sama sekali lupa pada nama Tuhan! Wishnu pun memberi tahu bahwa petani yang mempunyai berbagai beban yang lebih berharga di kepalanya dan lebih mudah tercecer daripada seperiuk air serta harus berhati-hati agar tidak mencecerkannya terpaksa harus lebih dikagumi karena setidak-tidaknya ingat akan Tuhan tiga kali sehari.
Karena itu akan besar sekali faedahnya jika engkau ingat akan Tuhan dengan rasa syukur sekurang-kurangnya tiga, atau bahkan dua kali sehari. Hal itu akan memberikan ketentraman yang besar kepadamu. Jangan meninggalkan kewajiban duniamu, tapi lakukanlah dengan nama Tuhan di bibirmu, hal itu akan mendatangkan rahmat Tuhan bagimu.
---- BSSSB

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah057.html

NAFSU MENGIKAT

Orang yang akan menangkap kera, menyediakan sebuah tempayan dengan lubang yang kecil dan mengisinya dengan sedikit manisan. Kera yang ingin makanan itu akan memasukkan tangannya ke dalam tempayan dan mengambil makanan segenggam penuh. Dengan demikian monyet itu tidak dapat mengeluarkan tangannya dari lubang tersebut. Hanya dengan melepaskan pegangannya, monyet itu dapat mengeluarkan tangannya. Nafsu untuk mendapatkan makananlah yang memperangkap tangannya, karena tangannya mengambil segenggam makanan untuk memenuhi nafsunya, tangan itu tertahan di sana. Dunia yang luas ini seperti tempayan itu dan "samsara" atau keluarga adalah seperti tempayan bermulut sempit. Dunia dimisalkan dengan tempayan, isinya adalah manisan nafsu. Manusia memasukkan tangannya ke dalam tempayan. Bila ia membuang nafsunya, ia akan dapat hidup di dunia ini dengan bebas. Untuk mendapatkan kebebasan, yang pertama harus dilakukan yaitu pengorbanan. Dalam istilah filsafat, hal ini disebut penyangkalan diri. Kita mengira dunia ini membelenggu kita, tetapi dunia ini tidak hidup. Nafsulah yang membelenggu kita.
---SATHYA SAI

http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah058.html

PIKIRAN MEMPENGARUHI MAKANAN

BSSSB: 
Untuk memurnikan hati dan pikiran agar memantulkan kebenaran dengan tepat, yang harus diperhatikan pertama kali yaitu mengenai makanan. Bagi seorang sadhaka ini sungguh suatu soal yang penting. Di Malur, di wilayah Mysore, hiduplah seorang Brahmin yang amat terpelajar. Ia mempunyai seorang istri yang sama salehnya. Ia selalu bersungguh-sungguh melakukan puja dan japadhyana dan terkenal di mana-mana karena kesalehannya.
 Suatu hari datanglah seorang Sanyasin yang bernama Nityananda ke rumahnya untuk minta sedekah. Brahmin itu merasa senang. Diundangnya rahib itu untuk makan malam keesokan harinya sehingga ia dapat menghormatinya dengan penerimaan yang layak. Dihiasnya pintu rumahnya dengan rangkaian daun dan disiapkannya perjamuan dengan teliti. Tetapi pada jam 11.00 ketidakmunian badan menyebabkan istrinya tidak layak untuk menyiapkan makanan bagi tamu yang dihormati atau pun untuk siapa saja. 
Seorang tetangga mau membantu memasakkan makanan, maka ia pun diantar ke dapur. Semua berjalan dengan baik dan semua merasa puas. Hanya saja selama makan, sanyasin itu merasa tertekan karena ia dikuasai oleh hasrat untuk mencuri cawan perak yang diletakkan tuan rumah di dekat piringnya. Meskipun ia telah berusaha sekuat tenaganya, gagasan jelek itu menang dan sanyasin itu cepat-cepat pulang sambil menyembunyikan cawan itu di balik lipatan jubahnya. 
Malam itu ia tidak dapat tidur, karena hati nuraninya amat terganggu. Ia merasa telah membawa aib bagi gurunya dan kepada para Resi yang ia sebut namanya dengan mantra yang ia ucapkan. Ia tidak dapat beristirahat hingga ia berlari kembali ke rumah Brahmin tersebut, menjatuhkan diri di kakinya dan mengembalikan barang itu dengan air mata penyesalan di pipinya. Setiap orang merasa heran, mengapa orang suci semacam itu dapat melakukan perbuatan demikian rendah.
 Kemudian seseorang mengingatkan bahwa itu mungkin kesalahan yang dipindahkan ke makanan yang dimakannya oleh seseorang yang memasak. Ketika mereka mempelajari riwayat tetangga tersebut, mereka mengetahui bahwa ia adalah seorang pencuri yang tidak pencuri yang tidak dapat diperbaiki lagi! Akibat kontak yang halus, kecenderungan mencuri itu mempengaruhi makanan yang disiapkannya. Itulah sebabnya para sadhaka dinasehati agar hanya makan buah dan umbi-umbian saja jika mereka mencapai suatu tingkatan spiritual tertentu.

YAGNA DAN YAGA AMAT BERHARGA




Perbuatan baik yang dilakukan dengan semangat pengabdian tidak akan memperpanjang atau memperkuat tali Yama. Perbuatan itu memberikan santhi dan santhosa yang amat besar. Engkau baru saja mendapat contoh yang baik hari ini. Persembahan benda-benda suci terakhir dalam api kurban Rudrayaga baru saja dilakukan pada jam 10.00 dan pada jam 10.05 dengan tidak terduga telah turun hujan! 

Mereka yang tidak mengetahui nilai sesungguhnya dan Yagna dan Yaga, menertawakan upacara ini menekankan bahwa mereka membuang-buang ghi dan bahan bakar yang berharga yang dapat dipakai untuk sesuatu yang lebih berguna. Mereka tidak menyadari bahwa makanan yang mereka makan adalah pemborosan yang amat besar karena tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi dunia atau bagi diri mereka sendiri. 

Rokok adalah pemborosan, sungguh pemborosan yang berbahaya. Kemeja sport yang beraneka bentuk dan warnanya, film yang ditonton dan berjam-jam mendengarkan radio, semuanya adalah pemborosan. Engkau melihat seorang pemahat mengerjakan sebongkah batu sebagai pemborosan waktu dan batu yang berharga. Engkau tidak tahu bahwa suatu hari akan terbentuk sebuah arca wujud Ilahi yang indah. Engkau melihat seorang petani menaburkan benih yang berharga di atas ladang yang subur; engkau menyalahkannya karena itu memboroskan bahan makanan. Engkau tidak menyadari bahwa dalam beberapa bulan ia akan panen seratus kali lipat. 

 Celaan timbul karena kurang pengetahuan dan pandangan yang picik. Hujan yang turun pagi ini  dan mengherankan orang banyak tidak mengherankan Aku, karena ini adalah akibat Yaga yang memang kita harapkan. Ini adalah pengetahuan yang khusus diketahui oleh para pundit. Untuk itu, hormatilah mereka.


http://www.ssg-kupang.hostoi.com/ChinnaKatha/Kisah060.html 

10-petunjuk-swami


1. Quit Worrying:
Life has dealt you a blow and all you do is sit and worry. Have you forgotten that I am here to take all your burdens and carry them for you? Or do you just enjoy fretting over little thing that comes your way?
1. Berhentilah KhawatirKehidupan telah memberimu tamparan dan yang engkau lakukan hanya duduk dan khawatir. Lupakah engkau jika Aku disini untuk mengambil bebanmu dan menaggungnya untukmu? atau apakah engkau menikmati keresahanmu atas segala hal kecil yang menerpamu?

2. Put it on the List:
Something needs done or taken care of. Put it on the list. No, not yours list. Put it on MY to-do-list. Let ME be the one to take care of the problem. I can't help you until you turn it over to ME. And although MY to-do-list is long, I am after all …………God. I can take care of anything you put into MY hands, In fact, if the truth were ever really known, I take care of a lot of things for you that you never even realize.
2.Tarulah pada Daftar
Sesuatu yang membutuhkan penyelesaian atau penanganan. Taruhlah pada sebuah daftar (list). Tidak, bukan pada daftarmu. Tarulah pada daftar “yang harus Aku lakukan”. Biarlah Aku menangani masalahmu. Aku tidak dapat menolongmu sebelum engkau menyerahkannya padaKu. Dan walaupun daftar yang harus Aku lakukan” panjang , diatas segalanya Aku adalah Tuhan. Aku dapat menangani segala hal yang engkau serahkan kedalam tanganKu, keyataannya, jika kebenaran diketahui, Aku menangani banyak sekali hal untukmu tanpa engkau sadari.

3. Trust ME:
Once you have given your burdens to ME, quit trying to take them back. Trust in ME. Have the faith that I will take care of all your needs, your problems and your trials. Problems with the kids? Put them on MY list. Problem with finances? Put it on My list. Problems with your emotional roller coaster? For My sake, put it on My list. I want to help you. All you have to do is ask.
3. Percayalah PadaKu
Setelah engkau menyerahkan bebanmu kepadaKu, berhentilah berusaha untuk mengambilnya kembali. Percayalah padaKu. Milikilah keyakinan bahwa Aku akan menangani semua kebutuhan, masalah dan cobaanmu. Bermasalah dengan anak? Taruhlah dalam daftarKu. Bermasalah dengan keuangan? Taruhlah dalam daftarKu. Bermasalah dengan emosimu? Untuk kepentinganKu, Taruhlah dalam daftarKu. Aku ingin menolongmu. Yang harus engkau lakukan hanyalah memintanya kepadaKu.



4. Leave it Alone:
Don't wake up in morning and say, "Well, I am feeling much stronger now, I think I can handle it from here." Why do you think you are feeling stronger now? It is simple. You gave Me your burdens and I am taking care of them. I also renew your strength and cover you in My peace. Don't you know that if I give you these problems back, you will be right back where you started? Leave them with Me and forget about them. Just let Me do my job.
4. Tinggalkanlah
Janganlah engkau bangun dipagi hari dan berkata, “Baiklah, aku merasa sudah lebih kuat sekarang, kupikir aku bisa menaganinya (masalah/beban) mulai sekarang.“ Mengapa engkau berpikir bahwa engkau merasa lebih kuat sekarang? Sederhana saja. Engkau menyerahkan bebanmu padaKu dan Aku menanganinya. Aku juga memperbaharui kekuatamu dan melindungimu dalam kedamaianKu. Tidakkah engkau tahu bahwa jika Kuserahkan kembali masalahmu kembali, engkau akan kembali seperti engkau memulainya?! Tinggalkan masalahmu itu padaKu dan lupakan. Biaralah Aku melakukan pekerjaanKu.

5. Talk to Me:
I want you to forget a lot of things. Forget what was making you crazy. Forget the worry and the fretting because you know I am in control. But there is one thing I pray you never forget. Please don't forget to talk to Me – OFTEN! I LOVE YOU! I want to hear your voice. I want you to include Me in on the things going on in your life. I want to hear you talk about your friends and family. Prayer is simply you having a conversation with Me. I want to be your dearest friend.
5. Bicaralah PadaKu
Aku ingin engkau melupakan banyak hal. Lupakan hal yang telah membuatmu gila. Lupakan kekhawatiran dan keresahanmu karena engkau ketahui bahwa segalanya berada dibawah kontrolKu. Namun ada satu hal yang Aku harapkan engkau tidak lupa. Tolong jangan lupa untuk bicara padaKu. SESERINGMUNGKIN! AKU MENCINTAIMU! Aku ingin mendengar suaramu. Aku ingin engkau melibatkan Aku dalam hal yang terjadi dalam kehidupanmu. Aku ingin mendengar engkau berbicara tentang teman – temanmu dan keluargamu. Berdoa sesederhana engkau melakukan pembicaraan denganKu. Aku ingin menjadi teman yang paling engkau sayangi.

6. Have Faith:
I see a lot of things from up here that you can't see from where you are. Have faith in Me that I know what I am doing. Trust Me; you wouldn't want the view from My eyes. I will continue to care for you, and meet your needs. You only have to trust Me. Although I have a much bigger task than you, it seems as if you have so much trouble just doing simple part. How hard can trust be?
6. Milikilah Keyakinan
Aku melihat banyak hal diatas sini yang tidak dapat engkau lihat dari tempatmu berada. Milikilah keyakinan padaKu bahwa Aku tahu apa yang harus Aku lakukan. Percalah kepadaKu; engkau tidak akan menginginkan pemandangan dari pengelihatanKu. Aku akan terus menjagamu dan memenuhi kebutuhanmu. Engkau hanya perlu percaya kepadaKu. Walaupun Aku memiliki tugas yang jauh lebih besar daripadamu, sepertinya jika engkau memiliki begitu banyak masalah lakukan peran yang sederhana saja. Seberapa susah sih untuk percaya?

7. Share:
You were taught to share when you were only two years old. When did you forget? That rule still applies. Share with those who are less fortunate than you. Share your joys with those who need encouragement. Share your laughter with those who have not heard any in such a long time. Share your tears with those who have forgotten to cry. Share your faith with those who have none.
7. Berbagilah
Engkau diajarkan untuk berbagi ketika engkau berusia 2 tahun. Kapan engkau melupakannya? Aturan itu tetap berlaku. Berbagilah pada mereka yang kurang beruntung darimu. Berbagilah kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan semangat. Bagilah canda tawamu dengan mereka yang sejak lama sudah tidak mendengarnya. Bagilah air matamu pada mereka yang lupa untuk menangis. Bagilah keyakinan pada mereka yang tidak memilikinya.

8. Be Patient:
I managed to fix it so in just one lifetime you could have so many diverse experiences. You grow from a child to an adult, have children, change jobs many times, learn many trades, travel to so many places, meet thousands of people, and experience so much. How can you be so impatient then when it takes Me a little longer than you expect to handle something on My to-do-list? Trust in My timing, for My timing is perfect. Just because I created the entire universe in only six days, everyone thinks I should always rush, rush, rush.
8. Bersabaralah
Aku mengatur untuk memperbaiki masalah atau bebanmu dalam jangka waktu satu kehidupan, engkau harus memiliki bermacam – macam pengalaman. Engkau tumbuh dari anak kecil menjadi dewasa, mempunyai anak, sering berganti pekerjaan, belajar banyak perdagangan, melakukan perjalanan keberbagai tempat, bertemu dengan ribuan orang, dan begitu banyak pengalaman. Lalu bagaimana engkau bisa tidak sabar jika Aku menangani masalahmu dalam daftar "apa yang harus Aku lakukan” dengan waktu sedikit lebih lama dari waktu yang engkau harapkan? Percayalah pada waktuKu, waktuKu tepat dan sempurna. Hanya kerana Aku menciptakan seluruh alam semesta ini hanya dalam waktu 6 hari, semua orang pikir bahwa Aku harus selalu terburu – buru, terburu – buru dan terburu – buru.

9. Be Kind:
Be kind to others for I love them just as much as I love you. They may not dress like you, or talk like you, or live the same way you do, but I still love you all. Please try to get along, for My sake. I created each of you different in some way. It would be so boring if you were all identical. Please, know I love each of your differences.

9. Bersikaplah Baik Hati
Bersikaplah baik kepada sesamamu sebagaimana Aku mencintaimu. Mereka mungkin tidak berpakaian sepertimu, atau berbicara sepertimu, atau hidup sebagaimana gaya hidupmu, namun aku tetap mencintai kalian semua. Tolonglah berhubungan dengan baik, untuk kepentinganKu. Aku menciptakan kalian berbeda – beda. Akan sangat membosankan dan menjenuhkan jika kalian serupa. Jadi tolong, sadari jika Aku mencintai keanekaragaman kalian.

10. Love Yourself:
As much as I love you, how can you not love yourself? You were created by Me for one reason only – to be loved, and to love in return. I am a God of love. Love Me. Love your neighbours. But also love yourself. It makes My heart ache when I see you so angry with yourself when things go wrong. You are very precious to Me.
10. Cintai Dirimu
Sebagaimana begitu besar cinta kasihKu kepadamu, lalu bagaimana mungkin engkau tidak mencintai dirimu sendiri? Engkau tercipta olehKu hanya untuk satu alasan yaitu; untuk dicintai dan mencintai. Aku adalah Tuhan cinta kasih. Kasihi Aku, kasihi tetanggamu. Tetapi juga kasihi/cintai dirimu sendiri. Hatiku sakit sekali jika Aku melihat engkau begitu marah pada dirimu sendiri jika keadaan berjalan tidak semestinya. Engkau begitu berharga bagiKu.
Source: Nava Sarathy – April 2007.
Sumber:
Nava Sarathy – April 2007.

http://ssgpalu-artikel.blogspot.com/2010/08/10-petunjuk-swami.html 
 

Flower of Sai Love

BUKU SAI ONLINE


Berikut literatur SAI online silahkan klik:

''Kebahagiaan tidak dapat diperoleh dari kebahagiaan''


Jangan pernah meragukan kemahaadaan Tuhan
atau berkata bahwa Beliau ada di sini dan tidak ada di sana.
Sesungguhnya engkau dapat menemukan Tuhan
dimanapun engkau mencari Beliau.
Tegakkan dharma demi kesejahteraan umat manusia,
walaupun mungkin engkau harus mengorbankan hidupmu.
Bagaimanapun juga,
kematian haya terjadi sekali dalam kehidupan seseorang.
"Na sukhat labhyathe sukham"
Kebahagiaan tidak dapat diperoleh dari kebahagiaan.
Kebahagiaan hanya timbul jika engkau berhasil mengatasi kesulitan. Kebahagiaan tidak ada nilainya tanpa kesulitan,
sebagaimana terang tidak ada nilainya tanpa kegelapan.
Janganlah kita riang gembira pada waktu senang
atau murung pada waktu menderita.
Kita harus tetap tenang,
tidak terpengaruh oleh kebahagiaan atau kesedihan.
Inilah tanda bakti yang sejati.
Bakti berati kasih yang teguh kepada Tuhan.
Ini juga berarti tunduk dan taat mutlak pada kehendak Tuhan.
Pasrah berarti kehendak individu harus menyatu dengna kehendak Tuhan. Patuhi perintah Tuhan secara mutlak tanpa mempertanyakannya. Itulah tanda bakti yang sejati. Apapun yang dilakukan Tuhan, dilakukan demi kebaikanmu.
Pertama-tama bersihkan hatimu dari segala sifat buruk.
Hanya dengan demikianlah Tuhan dapat mengisinya
dengan kasih dan rahmat Beliau.
Sementara keinginan duniawi meningkat,
wajarlah jika keinginan untuk memperoleh rahmat Tuhan berkurang.
Kepala hanya dapat diisi dengan perasaan yang luhur jika kosong.
Tidak mungkin melakukan hal itu,
jika ia sudah penuh dengan berbagai keinginan duniwi.
Karena itu, yang pertama dan terpenting,
bersihkan kepalamu dari selaga keinginan.
Jangan menyalahkan Tuhan untuk penderitaan yang kaualami.
Engkau harus menanggung akibat segala perbuatanmu. 

---- bsssb



''Paropakarah punyaya papaya parapidanam''

"Satyam jnanam anantam Brahma"
'Tuhan adalah kebenaran, kebijaksanaan dan keabadian'.
Sekalipun berpendidikan dan cerdas,
orang yang berada dalam kekaburan batin
tidak akan mengetahui dirinya yang sejati,
dan orang yang keji tidak akan membuang sifat-sifat jahatnya.
Pendidikan modern hanya membawamu menuju berdebatan,
bukan kebijaksanaan yang menyeluruh.
Apa gunanya memperoleh pendidikan duniawi
jika hal itu tidak dapat membawamu menuju kekekalan?
Dapatkan pengetahuan yang akan membuat engkau abadi.
Engkau harus menjaga disiplin dalam hal makan,
mencari nafkah dan membelanjakan uang.
Hanya dengan demikianlah hidupmu akan bahagia.
Janani janma bhmishca svargadapi gariyasi.
'Ibu dan ibu pertiwi lebih mulia daripada surga'
Badan jasmani yang teruat dari lima unsur ini tidak berdaya,
tidak seorangpun tahu bila ia akan binasa.
Walaupun ditetapkan jangka hidup sepuluh dasawarsa,
engkau tidak dapat memastikannya.
Pada suatu saat, kapan saja, mungkin engkau harus meninggalkan raga,
entah pada masa kanak-kanak, pada masa muda, atau ketika lanjut usia;
entah di kota, di hutan atau dalam lautan.
Ketahuilah bahwa ajal pasti menjelang.
Karena itu, selama hayat masih di kandung badan,
gunakan akal budimu untuk mengetahui sifatmu yang sejati.

Paropakarah punyaya papaya parapidanam
'Manusia memperoleh pahala dengan menolong mahluk lain
dan berbuat dosa dengan menyakiti atau merugikan mahluk lain'.


''Kehidupan duniawi ini hanya mimpi''





Sekali engkau terjaga dari tidur kelekatan (moha),
engkau akan mengerti bahwa kehidupan duniawi ini hanya mimpi,
dan engkau adalah atma yang murni,
tak bercela dan abadi.

Engkau bukan tubuh yang tidak lain hanyalah
campuran tulang, daging dan darah,
juga bukan manas yang merupakan kombinasi pikiran
dan aneka keinginan yang tak berguna. 


Khayal yang timbul dari kelekatan
menjauhkan engkau dari kebebasan.
Sesungguhnya engkau adalah Tuhan.

Pahamilah kebenaran bahwa dalam aneka bentuk kehidupan
yang tidak terbilang banyaknya,
kehidupan manusialah yang paling suci. 

Tempuhlah hidupmu sedemikian rupa
untuk menegakkan dharma,
bukan sekedar untuk makan dan tidur
seperti burung dan hewan.
Orang yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan
dan mencintai Tuhan
akan menempuh hidupnya dengan sukacita dan bahagia.
Tanpa makanan, manusia tidak dapat hidup.
Atas dasar inilah Veda menyatakan "Annam Brahma" 'makanan adalah Tuhan'. Apakah makanan?
Apakah hanya terdiri dari nasi dan sayuran yang kita makan? Tidak. 


"Seluruh dunia ini terdiri dari makanan.
Tubuh yang satu merupakan makanan bagi tubuh yang lain.
Yang kita makan adalah makanan,
dan yang makanpun adalah makanan.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah makanan.
Engkau melihat Brahman dalam mantra 'Soham'
yang bergema dalam setiap napasmu
dan membuktikan kehadiran Tuhan dalam diri manusia.
' Soham' berarti 'Itulah aku'.

---BSSSB

  http://www.saibababali.com/Sabda-Sathya-Sai-Jilid-33-2.htm